EKONOMI DAN BISNIS

OJK Lampung Gandeng BI, BSI, dan BEI Dorong Literasi Keuangan Syariah di Lampung Tengah

×

OJK Lampung Gandeng BI, BSI, dan BEI Dorong Literasi Keuangan Syariah di Lampung Tengah

Sebarkan artikel ini

MATAMATA.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung kembali mengambil langkah nyata dalam memperkuat literasi dan inklusi keuangan di masyarakat. Bersama Bank Syariah Indonesia (BSI), Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Bank Indonesia (BI), OJK sukses menggelar kegiatan Product Matching dan Edukasi Keuangan Syariah dan Pasar Modal di Kabupaten Lampung Tengah, pada Selasa 15 Juli 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 500 peserta yang berasal dari kalangan ibu-ibu PKK, Darma Wanita, pelaku UMKM, serta masyarakat umum.

Kegiatan ini tak hanya memberikan edukasi keuangan, tetapi juga menjadi ajang sinergi lintas lembaga untuk memperluas akses layanan keuangan, khususnya di sektor syariah dan pasar modal.

Kegiatan turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela, Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya, Ketua TP PKK Lampung Tengah, serta sejumlah pejabat dari BI, BEI, BSI, BPS, dan perusahaan sekuritas.

Dalam sambutannya, Kepala OJK Provinsi Lampung, Bapak Otto Fitriandy, menyampaikan bahwa Provinsi Lampung memiliki potensi besar dalam pengembangan industri keuangan syariah. Hal ini didukung oleh fakta bahwa lebih dari 90% penduduk Lampung beragama Islam, serta Lampung merupakan provinsi dengan jumlah pondok pesantren terbanyak kedua di Pulau Sumatera.

“Potensi industri keuangan syariah di Lampung sangat besar, namun inklusinya masih rendah. Saat ini tingkat inklusi keuangan syariah di Lampung baru mencapai 13,41% meskipun literasinya mencapai 43,42%. Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama,” ujar Kepala OJK Provinsi Lampung, Otto Fitriandy, dalam sambutannya.

Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 mencatat bahwa aset perbankan syariah di Lampung tumbuh 16,01% menjadi Rp7,93 triliun, sementara pembiayaan meningkat 15,58% menjadi Rp6,21 triliun. Namun untuk sektor pasar modal, tingkat inklusi masyarakat Lampung baru mencapai 1,34%.

Otto juga menyoroti pentingnya peran ibu-ibu dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Menurutnya, literasi keuangan bukan hanya tentang menabung, tetapi juga soal kemampuan membuat perencanaan keuangan jangka panjang, memilih produk keuangan yang tepat dan mengambil keputusan finansial yang bijak demi kesejahteraan keluarga.

“Dengan pemahaman yang baik tentang keuangan, mereka bisa mencegah risiko ekonomi keluarga dan bahkan berperan dalam menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas, hidup anak-anak,” tambahnya.

Rangkaian acara juga menghadirkan sesi talkshow dengan narasumber dari OJK, BI, BSI, dan BEI yang membahas topik mulai dari pencegahan investasi ilegal, pengenalan produk pasar modal, hingga pemanfaatan QRIS untuk pelaku UMKM.

Menariknya, acara ini juga dirangkai dengan pelantikan Duta GenRe Lampung Tengah dan pengukuhan Duta Literasi Keuangan tingkat kecamatan sebagai bagian dari strategi membangun ekosistem edukasi keuangan dari akar rumput.

Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela mengapresiasi kegiatan ini dan menegaskan pentingnya peran perempuan dalam ekonomi rumah tangga.

“Sejatinya ibu-ibu adalah “menteri keuangan” di rumah. Literasi dan inklusi keuangan harus jadi bekal utama bagi perempuan dalam mengelola rumah tangga, usaha mikro, hingga investasi,” tegas Jihan.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam meningkatkan kesadaran finansial masyarakat dan mendorong pertumbuhan sektor keuangan syariah serta pasar modal di Provinsi Lampung. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *