MATAMATA.ID – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan kuliah umum bertema “Penguatan Kebijakan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Menuju Indonesia Emas 2045”, pada Kamis, 28 Agustus 2025, di Gedung D.3.1 FISIP.
Penyelenggara kegiatan menghadirkan Sekretaris Utama Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Prof. Budi Setiyono, S.Sos., M.Pol.Admin., Ph.D., sebagai pemateri utama.
Acara dibuka secara resmi Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, S.Si., M.T., dalam sambutannya menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendukung agenda pembangunan nasional melalui penelitian, pengajaran, dan pengabdian masyarakat.
Unila sebagai institusi pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam mendukung agenda besar ini. Melalui penelitian, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat, kami berupaya menghadirkan solusi akademik yang mampu menjawab tantangan nyata bangsa, termasuk isu kependudukan dan pembangunan keluarga.
“Inilah wujud nyata tridarma perguruan tinggi yang tidak hanya berhenti di ruang kuliah, tetapi juga hadir di tengah masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan peran penting mahasiswa pascasarjana sebagai peneliti muda, calon pakar, bahkan calon pengambil kebijakan di masa depan. Menurutnya, mahasiswa tidak boleh berhenti pada pemahaman teori, tetapi harus mampu mengembangkan penelitian yang relevan, aplikatif, dan memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.
“Tantangan menuju Indonesia Emas 2045 bukanlah hal yang ringan. Persoalan stunting, ketimpangan kualitas keluarga, hingga rendahnya literasi kependudukan masih menjadi pekerjaan besar kita bersama. Karena itu, sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat harus semakin diperkuat,” tegasnya.
Prof. Budi Setiyono dalam paparannya menekankan, kebijakan kependudukan tidak dapat dipandang sebagai isu administratif semata, tetapi berkaitan langsung dengan kualitas pembangunan manusia Indonesia.
Ia menyoroti pentingnya percepatan penurunan stunting, peningkatan ketahanan keluarga, serta penguatan literasi kependudukan sebagai kunci menghadapi era bonus demografi.
“Menuju Indonesia Emas 2045, kualitas sumber daya manusia menjadi faktor penentu. Tanpa keluarga yang tangguh dan masyarakat yang memiliki literasi kependudukan yang baik, sulit bagi bangsa ini untuk bersaing di level global,” ujarnya.
Prof. Budi juga mengapresiasi kontribusi perguruan tinggi, khususnya Unila, yang telah aktif melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang kependudukan. Menurutnya, kolaborasi riset dengan BKKBN dapat menghasilkan kebijakan berbasis pengetahuan yang tepat sasaran.
Kuliah umum ini diikuti mahasiswa pascasarjana FISIP Unila, baik program magister maupun doktor. Para peserta antusias mengikuti sesi tanya jawab, yang membahas isu-isu aktual mulai dari implementasi kebijakan keluarga di tingkat lokal, strategi percepatan penurunan stunting, hingga peran akademisi dalam advokasi kebijakan publik.
Kegiatan turut dihadiri Dekan FISIP, para wakil dekan, ketua jurusan, serta ketua program studi di lingkungan FISIP. Kehadiran para pimpinan fakultas menegaskan dukungan penuh FISIP Unila terhadap penguatan sinergi antara dunia akademik dan pemerintah dalam membangun kebijakan kependudukan yang berkelanjutan. (**)