Pemkot Bandar Lampung

Hadiri Grand Final Muli Meghanai, Wali Kota Ajak Promosikan Budaya dan Wisata

×

Hadiri Grand Final Muli Meghanai, Wali Kota Ajak Promosikan Budaya dan Wisata

Sebarkan artikel ini

MATAMATA.DI – Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana, mengajak muli meghanai (pemudi pemuda) mempromosikan budaya dan wisata Kota Bandar Lampung kepada masyarakat luas.

Ajakan itu disampaikannya saat menghadiri Grand Final Muli Mekhanai Tahun 2024, di Ballroom Hotel Radisson, Bandar Lampung, Sabtu malam, 27 April 2024.

Menurut dia, wisata di Kota Bandar Lampung tak kalah dengan wisata di Pulau Jawa. Sehingga ia berharap kepada masyarakat khususnya muli meghanai mengangkat keunggulan di Kota Tapis Berseri.

“Anak muda atau milenial harus mempromosikan juga pariwisata, seperti air terjun di daerah Batu Putuk yang kini menjadi salah satu objek wisata di Kota Bandar Lampung,” harapnya.

Tak hanya itu, Wali Kota Eva juga mengajak pemudi pemuda hingga pengusaha menyumbangkan pemikiran untuk membangun Kota Bandar Lampung menjadi kota metropolitan.

“Saat ini Pemkot Bandar Lampung tengah membangun jembatan Siger Milenial. Pemudi pemuda harus bangga dengan daerahnya sendiri. Saya menunggu masukan dari anak-anak muda,” kata Eva.

Kesempatan itu ia juga berharap kepada siapapun yang terpilih pada pemilihan Muli Mekhanai mampu mewakili kota sampai ke provinsi hingga tingkat nasional.

“Alhamdulillah ajang muli mekhanai sudah sampai ke tingkat grand final, semua pesertanya bagus-bagus. Peserta yang ikut ini merupakan pemuda pemudi terbaik untuk Kota Bandar Lampung,” kata dia.

Kepada para juara Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung 2024, ia berjanji akan memberangkatkannya umrah di Tanah Suci. “Jadi juara 1-3 dan harapan 1-3 akan diberangkatkan umrah guna meningkatkan imam dan takwanya,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Bandar Lampung Adiansyah, mengatakan pemilihan muli mekhanai mengusung tema The Jewel of Bandar Lampung guna menjaring generasi muda untuk mengharumkan nama Kota Bandar Lampung ke kancah nasional.

“Pada partai final ada 15 pasang atau 30 orang yang terdiri beragam latar belakang. Adapun juri yang dihadirkan yakni dari akademis, orang kebudayaan, organisasi dan muli mekhanai berprestasi,” tutup dia. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *